Paling tidak ada 2 pendapat peneliti dan Praktisi Muslim dan Christian yang mengaitkan kefir dengan Al-Qur'an dan Al-Kitab, sebagai berikut:
Al-Qur'an
Masyarakat Pegunungan Kaukasus yang mayoritas beragama Islam sebagai tempat asal Kefir, telah mengkonsumsi Kefir selama berabad-abad. Mereka percaya bahwa benih Kefir diberikan kepada rakyat Kaukasus oleh Nabi Muhammad saw., sehingga benih Kefir itu disebut “Butir benih dari Nabi” (The grains of Prophet). Kata Kefir berasal dari ‘kaafuura’ (air dari mata air di surga yang berwarna putih, harum dan sedap rasanya - Q,76:5-6).
"Sesungguhnya orang-orang yang baik akan minum dari gelas (khamer) yang campurannya adalah kafur." [1536] (QS.76: 5)
[1536] Kafur ialah nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya.
Tafsir Jalalain:
( إِنَّ الْأَبْرَارَ ) "Sesungguhnya orang-orang yang baik" –kata (الْأَبْرَارَ) adalah bentuk jamak dari kata (بَرّ) atau (بَارّ)- yaitu orang-orang yang taat ( يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ ) "akan minum dari gelas", yaitu wadah untuk minum khamer, dan khamer itu ada di dalam gelas itu, maksudnya ialah minum dari khamer –ini termasuk tasmiyatun lil haal bismil mahal (menyebut isi dengan wadahnya) dan kata (مِنْ) di sini mengandung makna tab'idh (sebagian)- ( كَانَ مِزَاجُهَا ) "yang campurannya", yakni bahan campurnya ( كَافُورًا ) "adalah kafur."
"(Yaitu) mata air yang (airnya) diminum oleh hamba-hamba Allah.
Mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya." (QS.76: 6)
Tafsir Jalalain:
( عَيْنًا ) "(Yaitu) mata air" –ini adalah badal (keterangan pengganti) dari kata (كَافُورًا)- yang mempunyai aroma kafur ( يَشْرَبُ بِهَا ) "yang (airnya) diminum" –kata (بِهَا) di sini berarti (مِنْهَا)- ( عِبَادُ اللَّهِ ) "oleh hamba-hamba Allah", yakni para kekasihNya, ( يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا ) "mereka dapat mengalir-kannya dengan sebaik-baiknya." Maksudnya mereka dapat menggiring mata air itu sesuka hati mereka dari tempat tinggal mereka.